Senin, 27 Juni 2011

Al Qur'an Sebagai Bukti yang Nyata Dari Allah SWT.

Al Qur’an Sebagai Bukti Keterangan yang Nyata
Dari Allah SWT.
A.    Pendahuluan
Al Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Khatamul-Anbiya’ melalaui firman Allah yang diturunkan Rahul-Amin sebagai penutup dari kitab-kitab suci Allah yang diturunkan sebelumnya. Tidak ada lagi kitab suci yang diturunkan oleh Allah ke bumi, setelah berakhirnya periode pewahyuan Al Qur’an Kitab suci Al Qur’an di turunkan ke bumi bertujuan agar menjadi petunjuk dan penerang bagi umat manusia.
Dengan demikian, sudah seharusnya bagi umat manusia untuk memahami, mengkaji, dan mengamalkan pesan-pesan Ilahi yang terkandung di dalamnya. Dalam memahami dan mengkaji Al Qur’an tentunya dimulai dengan membaca Kitabullah tersebut. Oleh karena itu, membaca Al Qur’an pun dinilai sebagai bentuk ibadah kepada Allah swt. yang melahirkan imbalan berupa pahala dari-Nya.
Dalam membaca Al Qur’an sangat banyak mendapatkan pelajaran yang terkandung di dalamnya, selain Al Qur’an sebagai petunjuk, Asyifa, Al Qur’an pun sebagai bukti keterangan yang nyata dari Allah swt. yang menjelaskan banyak peringatan-peringatan yang diterangkan Allah swt. dalam artikel ini akan dibahas tentang perumpamaan bagi orang-orang yang mendengarkan pembacaan Al Qur’an dan peringatan bagi orang-orang yang mempersamakan Allah dengan sesuatu.
B.     Perumpamaan Bagi Orang-orang yang Mendengarkan Pembacaan Al-Qur’an

Artinya:
Perumpamaan mereka itu seperti orang yang menyalakan api, kama setelah api menerang sekeliling mereka, (lalu) Allah menghilangkan cahaya api itu, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, (sehingga) mereka tidak dapat melihat (apa yang ada disekeliling mereka sesudah mereka melihatnya). (QS Al baqarah: 17)
Artinya:
Mereka bisu, buta, maka mereka tidak dapat kembali (ke jalan yang benar). QS. Al Baqarah : 18)




Artinaya:
Atau (perumpamaan) mereka itu seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit yang didalamnya gelap-gulita, guruh dan kulit, (kemudian) mereka menyumbat telinga mereka denagn anak jarinya (untuk menolak  mendengar suara) petir, karena mereka takut mati. Dan (penetahuan) Allah meliputi (perbuatan) orang-orang kafir. QS. Al Baqarah: 19
  

Artinya :
Hamper-hampir kilat menyambar penlihatan mereka, dan setiap kilat bersinar (menyinari) mereka, mereka berjalan di bawah sinarnya, dan apabila gelap menimpa mereka, (lalu) mereka berhenti, dan kalau Allah menghendaki niscaya Dia melenyapkan pendengaran mereka dan penglihatan mereka, sesungguhnya Allah Maha Kuat atas segala sesuatu. (QS. Al baqarah:20)
Itulah yang Allah peringatkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya. Maka mari kita perhatikan bagaimana Allah memberi peringatan kepada kita. Sesungguhnya orang-orang yang mendengarka  pembacaan ayat-ayat Allah dalam Al Qur’an, kemudian sesudah itu mereka mengikuti bisiskan syaitan dan melupakan keteranga-keterangan dan petunjuk Allah untuk mengerjakan perintah-Nya[1]. Maka perumpamaan mereka itu sepreti orang yang menyalakan api, maka setelah api menerangi sekeliling mereka, lalau Allah menghilangkan cahaya itu, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, sehingga mereka tidek dapat melihat apa yang ada di sekeliling mereka, sesudah melihatnya.
Dan yang demikian itu karena sesudah mereka mendengarkan peembacaan Al Qur’an, mereka kembali kepada urusannya masing-masing dengan mengikuti bisiskan syaitan dan melupakan keterangan-keterangan dan petunjuk Allah menerjakan perintah-Nya, sehingga mereka gelap kembali tidak melihat apa yang Allah tunjukkan kepada mereka dengan cahaya penerangan itu. Mereka seakan-akan tuli tidak mendengarkan apa yang telah Allah terangkan kepada mereka dengan ayat-ayat-Nya, dan seakan-akan mereka buta tidak dapat melihat apa yang telah Allh tunjukan kepada mereka dari perintah-Nya.[2] Maka seandainya demikian tentu mereka tidak dapat kembali ke jalan yang benar apabila mereka mengerjakan perintah Allah. Dan yang demikian itu karena mereka lupa akan keterangan-keterangan dan petunjuk Allah untuk mengerjakan perintah-Nya, sesudah mereka mendengarnya.
Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendengarkan pembacaan ayat-ayat Allah dalam Al Qur’an, kemudian sesudah itu mereka mengikuti bisikan syaitan dan melupakan keterangan-keteranagan dan petunjuk Allah untuk mengerjakan perintah-Nya. Atau perumpamaan mereka dalam mendengarkan pembacaan Al Qur’an itu mereka seperti orang-orang yang ditimpa lebat dari langit, yang di dalamnya gealp-gulita, guruh dan kilat, kemudian mereka menyumbat telinga mereka dengan jarinya untuk menolak mendengar suara petir karena mereka takut mati. Dan pengetahuan Allah meliputi perbuatan orang-orang kafir. Padahal keteika itu hamper-hampir kilat menyambar penglihatan mereka dan setiap kilat bersinar menyinari mereka, mereka berjalan I bawah sinarnya, dan apabila gelap menimpa mereka, lalu mereka berhenti, dan kalau Allah menghendaki niscaya Dia melenyapkan pendengaran mereka dan penglihatan mereka, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Demikianlah Allah menerangkan kepada kita, dan demikian itu karena ketika mereka mendengarkan pembacaan Al Qur’an itu, mereka seakan-akan berada dalam keadaan gelap tidak melihat apa yang Allah terangkan kepada mereka dengan ayat-ayat-Nya, sehingga ketika mereka dihujani peringatan dari  sisi Allah dan rahmat-Nya yang berupa keterangan-keteranagan dan petunjuk untuk mereka mengerjakan perintah Allah, mereka seakan-akan menyumbat telinganya dengan anak jarinya untuk menolak mendengar apa yang diperingatkan kepada mereka, karena mereka takut mati masuk neraka, dan yang demikian itu karena mereka mendengarnya. Dan pengetahuan Allah meliputi perbuatan orang-orang kafir.
Padahal ketika mereka mendengarkan pembacaan Al Qur’an itu, hamper-hampir mereka melihat apa yang Allah terangkan kepada mereka dengan ayat-ayat-Nya, dan setiap melihatnya mereka memahaminya dan membenarkannya, sehingga rasa hati dan ingatan mereka berjalan mengikuti apa yang Allah terangkan kepada mereka. Akan tetapi apabila pembacaan Al Qur’an berhenti menerangkan apa yang telah Allah terangkan kepada mereka, tiba-tiba mereka gelap kembali seakan-akan mereka tidak mendengarnya dan tidak pula melihatnya dalam mendengarkan pembacaan Al Qur’an itu, dan yang demikian itu karena mereka kembali kepada urusannya masing-masing dengan tidak memperdulikan apa yang telah Allah terngkan kepada mereka dengan ayat-ayat-Nya. Dan yang demikian itu jika Allah menghendaki niscaya Dia melenyapkan pendengaran mereka dan penglihatan mereka, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.[3]
C.    Peringatan bagi oaring-orang yang mempersembahkan Allah dengan sesuatu

Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An Nisa’:116)

Sangat bayak ayat-ayat Allah yang menjelaskan tentang peringatan untuk menyembah Allah swt. dengan adanya peringatan kepada kita melalui ayat-ayat-Nya, maka mari kita perhatikan bagaimana Allah memberikan peringatan kepada kita. Sungguh Allah tidak akan mengampuni dosa orang-orang yang mempersamakan Allah dengan sesuatu yang dalam menyembahnNya dan Allah akan mengampuni dosa terhadap orang yang dikehendaki.[4] Dan barang siapa diantara kita ada yang mempersembahkan Allah dengan sesuatu ketika ia  shalat sujud menyembah menyeru Allah dengan rasa hati denga ingatannya lurus tercurah kepada esuatu yang telah Allah ciptakan, maka sungguh ia telah tersesat penyembahannya kepada Allah denagn sejauh-jauhnya tersesat dari petunjuk Allah. Dan yang demikian itu karena Allah telah  menyuruh kita dan member petunjuk kepada kita, supaya kita menyembah Allah yang telah menciptakan kita.[5]
Oleh karena itu perlu kita perhatikan bagaimana Allah menyuruh kita, supaya kita menyembah ALllah yang telah menciptakan kita, ketika kita melaksanakan sholat suju menyembah menyeru Allah rasa hati dan ingatan kita lurus tercurah kepada sesuatu yang telah Allah ciptakan. Maka apakah penyembahan kita kepada Allah tidak tersesat dari petunjuk-Nya? Tentu saja, karena Allah telah menyuruh kita dan memberi petunjuk kepada kita, supaya kita menyembah Allah Tuhan yang telah menciptakan kita, bukan menyuru kita menyembah sesuatu yang telah Allah citakan. Maka janganlah kita menyembah sesuatu selain Allah, karena tidaklah kita menyembah sesuatu selain Allah melainkan kita menyembah berhala, dan tidaklah kita menyembah berhala melainkan kita menyembah syetan yang durhaka. Dan Allah telah mengutuk syaitan “dan ketika itu syaitan berkata kepada Allah : “sungguh aku akan mengambil sebagian hamba-hambaMu yang sudah ditentukan tersesat.[6]  
Penutup
Al Qur’an sebagai pedoman umat manusia yang menjadi penerang dan petunjuk dalam kehidupan kita. Allah telah menurunkan Al Qur’an agar menjadi panduan, pelajaran untuk umat manusia agar selamat dunia akhirat. Dan jika kita ingin masuk syurga maka kerjakanlah apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya dan jauhilah apa yang dilarang Allah dan tidak mengerjakannya. Karena itu jadikanlah Al Qur’an sebagai pedoman agar tidak tersesat di jalan Allah.  
a

[1]  Irfan Abdul Azhim,  Agar Bacaan Aur’an Tidak Sia-sia, (Cet. I, Solo: Iltizam, 2009), h. 7
[2]  Ibid
[3] Hari Susanto, Majallah “cahaya Iman”, ed. 47
[4] Ibid
[5] Abu Abdullahh Al-Muhasibih, Jangan Melupakan Allah, (Cet, I, Yogyakarta: Citra Risalah, 2008), h. 65
[6] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar