Senin, 27 Juni 2011

Dakwah dan Perubahan Kemasyarakatan

Dakwah Dan Perubahan Kemasyarakatan

A.    Pendahuluan
Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Dengan dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i maka diharapkan akan mampu mengubah kepribadian baik secara individu maupun kolompok. Oleh karena itu dakwah adalah suatu
Dalam pengertian nonmaterial berarti dakwah sebagai aktifitas yang mampu melakukan perubahan perilaku dan pola pikikir yang mampu melakukan perubahan perilaku dan pola piker sehingga orientase pemikiran manusia menuju ke arah yang lebih positef. Sedangkan dalam pengertian material dakwah dapat menimbulkan corak kegiatan manusia yang lebih menjanjikan masa depan bagi suatu masyarakat.
Dakwah dalam dimensi nonmaterial dikenal sebagai dakwah bil lisan yang lebih banyak memfokuskan pada penekanan informatif persuasive. Sedangkan dakwah yang berdimensi material disebut dakwah bil hal karena lebih menekankan kepada hal-hal yang bersifat praktis yang mampu merangsang agar mad’unya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatannya sehari-hari.
Keberhasilan dakwah ditentukan oleh factor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan dakwah. Salah satu dari faktor tersebut adalah adanya lingkungan mad’u yang dikenal sebagai masyarakat.
Masyarakat itu berkembang sesuai dengan budayanya yang ikut menentukan. Perubahan suatu masyarakat adalah suatu perkembangan dari sisi masyarakat itu termasuk didalamnya masalah tatanan sosial yang melingkupinya. Hal itulah yang dikenal dengan istilah perubahan sosial.
Dakwah dan perubahan sosial masyarakat sangat saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan dakwah terjadilah perubahan sosial dari suatu masyarakat, begitupula sebaliknya perubahan sosial ikut juga menentukan arah dakwah yang dilaksanakan. Kebanyakan dakwah Islam dituntun oleh adanya pergeseran nilai yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian dibutuhkan model-model dakwah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
                                                            
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dituliskan, maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan yakni bagaimana pengembangan Dakwah dan perubahan sosial di kalangan masyarakat kota dan desa?
Seperti yang dijelaskan pada latar belakang bahwa strategi dakwah sangat ditentukan oleh bentuk mad’unya. Keragaman masyarakat menuntut adanya suatu strategi yang tepat dalam memberikan pesan dawah kepada mereka. Secara makro dapat dikatakan kerangka metodologi dakwah yang sesuai adalah jawaban yang tepat dalam memberikan model dakwah yang sesuai dengan kebutuhan mad’u yang dihadapi.
Berkaitan dengan dakwah yang dihadapi, ada beberapa mad’u yang membutuhkan kemasan dakwah yang tepat. Kemasan dakwah yang diharapkan adalah berdasarkan kebutuhan mad’u yang peling menonjol dan menjadi kebutuhan mereka.
Adapun pengembangan dakwah di kalangan masyarakat kota dan desa sebagai berikut:

C.     Dakwah Islam di kalanagan Masyarakat Kota
Masyarakat kota dengan ciri kemajuannya telah membentuk kepribadian lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri daripada orang lain. Dalam artian masyarakat kota telah mempunyai kemampuan lebih dari masyarakat lain di luar kota, baik material maupun non-material.
Kemampuan material yakni kemampuan yang berupa kebendaan yang dimiliki oleh masyarakat kota. Sedangkan kemampuan non-material merupakan kemampuan yang berbentuk pemikiran dan daya pikir dalam memecahkan persoalan yang terjadi dalam lingkungannya, begitupun dengan intelektualisasinya. Kemampuan-kemampuan tersebut lebih menonjol dimiliki oleh masyarakat kota karena didukung dengan fasilitas yang memadainya. Sebab faktor-faktor dari luar diri manusia pun ikut menentukan berkembangnya suatu masyarakat.
Kedua bentuk kemampuan tersebut yang telah dituliskan dapat membentuk kepribadian masyarakat menjadi berbeda dibandingkan dengan masyarakat yang serba terbatas dalam pengertian pengenalan terhadap sesuatu yang terbatas. Namun dari segi kepribadian lebih menonjolkan pribadi yang bersifat individualistik.[1]
Pribadi masyarakat kota yang bersifat individualistik adalah cenderung menjadi ciri khusus dan telah menjadi suatu perbedaan yang menyolok dibandingkan dengan masyarakat desa. Hal ini menjadi motif bahwa masyarakat kota condong melepaskan diri dari kepentingan orang banyak. Ekses yang dirasakan akibat adanya sikap indiviualistik itu adalah tidak membutuhkan orang lain. Yang penting bagi mereka adalah kemajuan diri sendiri.[2]
Kondisi masyarakat yang individualistik bertentangan dengan agama yang senantiasa menghendaki agar umatnya saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Hal inilah yang diistilahkan dalam bahasa agama dengan ajaran Ta’awanun  (tolong-menolong). Namun demikian agama dalam menghadapi masyarakat yang sedemikian rupa tidak bersifat kontradiktif, melainkan melakukan pendekatan yang selaras dengan kepentingan yang menonjol bagi masyarakat tersebut.
Berangkat dari pemikiran Islam maka dakwah Islam di kalangan masyarakat kota perlu dilakukan denagn pendekatan persuasif dan inovatif. Pendekatan persuasif dimaksudkan sebagai upaya memasukkan ajaran agama selaras dengan kepentingan masyarakat tersebut, dalam artian da’i harus mampu memahami mad’u yang dihadapinya. Pengembangan dakwah yang sesuai bagi masyarakat kota adalah dakwah yang mampu meningkatkan kemajuan masyarakat kota dan mampu mengadakan perubahan yang lebih kondusif bagi linkungannya.[3]

D.    Dakwah Islam di kalangan Masyarakat Desa
Masyarakat desa pada dasarnya merupakan kelompok sosial yang cenderung kepada pengolahan tanah (alam) dalam istilah lainnya adalah masyarakat agraris (pertanian), oleh kerena itu masyarakat sangat menggantungan kehidupannya kepada lingkungan alamnya. Mata pencaharian dan bahkan sikap dan perilaku masyarakat sangat bersifat alami. Dalam artian keterkaitan mereka dengan alam lingkungan merupakan ciri yang sangat menonjol. Disamping itu, berkaitan erat dengan tipe alamiyah yang dimiliki masyarakat desa adalah sangat kuatnya kebersamaan dalam masyarakat yang dikenal dengan istilah gotong royong, pada dasarnya merupakan hakekat umum dari suatu masyarakat. Hal ini searah dengan teori sosiologi bahwa manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon).[4]
Persoalan pokok yang dihadapi masyarakat desa erat kaitannya dengan tarap hidup mereka. Bagaimana meningkatkan dan mengolah hasil pertanian sehingga menjadi kebutuhan pokok yang dapat dibanggakan untuk mengefektifkan pengembangan masyarakat desa diperlukan pola pengembangan dan pembangunan yang searah dengan kondisi sosial budaya.
Berkaitan dengan pola pengembangan dan pembangunan masyarakat desa maka berdakwah dikalangan masyarakat desa harus bernuansa kealaman sebagaimana kecenderungan yang ada pada masyarakat tersebut. Sebab pada dasarnya dakwah berarti upaya pembangunan masyarakat secara keagamaan. Yaitu dengan mengadakan perubahan sikap dan perilaku masyarakat dengan wawasan moral agama.
Strategi dakwah di kalangan masyarakat desa dapat dikembangkan dalam bentuk dakwah bil hal dengan wujud pengolahan hasil bumi kearah hasil yang memadai dan peningkatan kemandirian melalui pelatihan kerja dengan sumber daya yang ada. Strategi yang lain dapat berbentuk strategi dakwah  bil lisan yang mengarah kepada timbulnya semangat kerja yang tinggi. Aplikasinya adalah melalui penyampaian ajaran agama yang bernadakan kerja keras, dapat dicontohkan dalam Al Qur’an surah Ar Ra’du : 11 dan Yusuf : 8.
PENUTUP
Dakwah merupakan salah satu cara melakukan perubahan sosial. Perilaku masyarakat yang melanggar norma dan etika yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat harus diluruskan agar dampak buruknya tidak menyebar dan menjadi penyakit kolektif. Masyarakat harus dibimbing dan diarahkan kepada hal-hal positif yang yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya akan tetapi bermanfaat bagi orang lain.  



[1] W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung : PT Refika Aditama, cet; 15, 2002) hal. 180
[2] Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Depok : Ghalia Indonesia, cet; I, 2005)  hal. 63                                   
[3] Ghazali, Bahri, Dakwah komunikatif, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, cet; I, 1997) hal. 52
[4] Op. cit hal, 49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar